Tentang Menteri yang Ideal: Pelajaran dari Nasihat Imam Al-Ghazali dan Realita Kontemporer

 
Tentang Menteri yang Ideal: Pelajaran dari Nasihat Imam Al-Ghazali dan Realita Kontemporer
Sumber Gambar: indonesia.jakartadaily.id, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Peran seorang menteri dalam pemerintahan tidak hanya sebatas menjalankan tugas administratif, tetapi juga menjadi penasihat dan pengarah bagi pemimpin negara dan teladan bagi masyarakat. Dalam kitab At-Tibr Al-Masbuk, Imam Al-Ghazali, seorang ulama besar dan filsuf Islam, memberikan nasihat yang sangat relevan tentang bagaimana seorang menteri ideal seharusnya bersikap. Beliau mengatakan:

وينبغي للوزير أن يكون مائلاً في الأمور إلى الخير متوقياً من الشر وإذا كان سلطانه حسن الاعتقاد، مشفقاً على العباد، كان له عوناً على ذلك وأمره بالازدياد، وإذا كان سلطانه ذا حنق أو كان غير ذي سياسة كان على الوزير أن يرشده قليلاً قليلاً بألطف وجه ويهديه إلى الطريق المحمودة، وينبغي أن يعلم أن دوام الملك بالوزير وان دوام الدنيا بالملك، وينبغي أن يعلم أنه لا يجوز له أن يهتم بغير الخير ويعلم أنه أول إنسان يحتاج إليه السلطان.

“Seorang menteri harus condong kepada kebaikan dan menjauhi kejahatan. Jika pemimpinnya adalah orang yang baik dan memiliki kasih sayang terhadap rakyat, maka menteri harus mendukungnya dan mendorongnya untuk terus meningkatkan kebaikannya. Namun, jika pemimpinnya keras hati atau kurang bijaksana, maka menteri harus membimbingnya perlahan-lahan dengan cara yang lembut ke arah jalan yang benar. Menteri juga harus memahami bahwa keberlangsungan kerajaan bergantung pada menteri, sebagaimana keberlangsungan dunia bergantung pada pemimpin.”

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN