Mengendalikan Diri dari Api Kemarahan
Laduni.ID, Jakarta - Kemarahan adalah bagian dari sifat manusia. Namun, dalam keterangan yang mendalam dari Imam Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin, beliau mengingatkan bahwa marah bukanlah sesuatu yang remeh. Ia adalah percikan api yang, jika tidak dikendalikan, bisa menjadi bencana besar bagi hati dan jiwa. Api ini, kata beliau, diambil dari api Allah yang menyala-nyala, yang dengan cepat membakar hati dan menyalakan sifat-sifat buruk lainnya seperti dendam dan iri hati.
Imam Ghazali mengatakan:
فإن الْغَضَبَ شُعْلَةُ نَارٍ اقْتُبِسَتْ مِنْ نَارِ اللَّهِ الموقدة التي تطلع على الْأَفْئِدَةَ وَإِنَّهَا لَمُسْتَكِنَّةٌ فِي طَيِّ الْفُؤَادِ اسْتِكْنَانَ الجمر تحت الرماد ويستخرجه الْكِبْرُ الدَّفِينُ فِي قَلْبِ كُلِّ جَبَّارٍ عَنِيدٍ كَاسْتِخْرَاجِ الْحَجَرِ النَّارَ مِنَ الْحَدِيدِ
“Sesungguhnya marah adalah percikan api yang diambil dari api Allah yang menyala-nyala, yang membakar hati. Ia tersembunyi dalam lubuk hati, sebagaimana bara tersembunyi di bawah abu. Marah itu muncul karena kesombongan yang terpendam di hati setiap manusia yang angkuh dan keras kepala, seperti api yang keluar dari besi ketika dipukul dengan batu.”
Menurut Imam Ghazali, marah adalah bara yang tersembunyi di hati, seperti bara yang terselubung di bawah abu. Ia tidak akan muncul kecuali jika dipicu oleh kesombongan yang bersembunyi dalam jiwa manusia. Di sinilah terlihat bahwa akar dari marah sering kali adalah “ego” yang merasa lebih unggul daripada orang lain, persis seperti setan yang berkata kepada Allah:
Memuat Komentar ...