Fenomena Transvestisme Perempuan Belanda di Era Kolonial
Laduni.ID, Jakarta – Praktik transvestisme pada abad ke-18 di Belanda umumnya dilakukan oleh perempuan dan didorong oleh berbagai motif yang beragam. Transvestisme, dalam konteks ini, merujuk pada tindakan seorang mengenakan pakaian yang secara sosial dikaitkan dengan gender yang berbeda dari jenis kelamin biologisnya. Fenomena ini bukan sekadar ekspesi identitas, tetapi sering kali merupakan strategi adaptasi sosial yang berkaitan dengan kondisi ekonomi, keamanan, atau bahkan aspirasi pribadi.
Perempuan Belanda
Pada abad ke-18, Belanda mencapai puncak kemakmuran dengan tingkat pendapatan nasional yang melapaui Negara-negara Eropa lainnya. meskipun demikian, kesejahteraan ekonomi ini tidak merata di seluruh lapisan masyarakat. Kelompok masyarakat kelas bawah, terutama kaum perempuan, masih menghadapi keterbatasan ekonomi yang signifikan. Kesempatan kerja bagi perempuan dari kelas sosial rendah sangat terbatas, pilihan yang tersedia bagi mereka umumnya hanya menjadi pekerja kasar atau dalam kondisi yang lebih terdesak, mohon maaf, bisa saja bekerja sebagai pekerja seks untuk memperoleh penghasilan.
Situasi ini mendorong sebagian perempuan Belanda untuk mengadopsi praktik transvestisme sebagai stratregi bertahan hidup. Dalam kajian Rudolf M. Dekker dan Lotte C. van Pol mengidentifikasi berbagai motof yang melatarbelakangi keputusan perempuan unutk mengenakan pakaian laki-laki. Beberapa di antaranya adalah cinta, semangat patriotisme, upaya melarikan diri dari tuntutan hukum, serta memperbaiki ekonomi.
Memuat Komentar ...