Islam Ramah Lingkungan, Merawat Bumi dengan Spirit "Green Islam"

 
Islam Ramah Lingkungan, Merawat Bumi dengan Spirit
Sumber Gambar: Atunk, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Di berbagai daerah di Indonesia, komunitas muslim mulai mengembangkan inovasi ramah lingkungan yang selaras dengan ajaran Islam. Di Kembang Kuning, NTB, limbah dapur yang biasanya terbuang begitu saja kini diolah menjadi pakan maggot, yang kemudian dimanfaatkan untuk peternakan ikan dan unggas. Sementara itu, di Banyuwangi, minyak jelantah yang sering kali mencemari lingkungan disulap menjadi sabun ramah lingkungan, mencerminkan nilai Islam tentang kebersihan dan kebermanfaatan.

Tak ketinggalan, di Aceh, komunitas Alue Deah Teungoh (ADT) mengubah sampah plastik menjadi tas dan dompet bernilai ekonomi, membuktikan bahwa sampah pun bisa menjadi berkah. Berbagai inisiatif ini menunjukkan bahwa menjaga lingkungan bukan hanya tanggung jawab sosial, tetapi juga bagian dari ibadah, di mana Islam mengajarkan manusia untuk menjadi khalifah yang merawat bumi. Green Islam bukan sekadar konsep, tetapi sebuah gerakan nyata yang terus tumbuh, membawa harapan akan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

"Ketika kami mendatangi delapan desa di Inonesia yang  memiliki inovasi akar rumput, setidaknya ada empat ragam bentuk Green Islam. Di antaranya adalah  inovasi berbasis pengelolaan sampah organik, inovasi berbasis pengelolaan sampah non-organik, inovasi untuk konservasi hutan, dan inovasi untuk konservasi air bersih," ungkap Testriono dalam Rilis Hasil Riset PPIM UIN Jakarta bertajuk Inovasi Lingkungan Muslim Indonesia: Bagaimana Komunitas Lokal Berdaya?

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN