Rasulullah Mengizinkan para Sahabat untuk Hijrah ke Madinah

Laduni.ID, Jakarta - Ketika tujuh puluh orang berbaiat kepada Rasulullah SAW, beliau merasa senang. Sebab, Allah telah menetapkan baginya “pertahanan” dan sekelompok orang yang piawai dalam urusan perang, senjata, dan pembelaan. Lantas, musibah dan cobaan semakin berat menimpa kaum Muslim yang dilancarkan kaum musyrik. Mereka menyiksa, mencaci, dan mengintimidasi para sahabat Nabi SAW dengan intensitas yang tidak pernah mereka alami sebelumnya. Akhirnya, para sahabat menemui Rasulullah SAW dan meminta izin untuk hijrah. Rasulullah pun menjawab, “Aku telah diberitahu bahwa tempat hijrah kalian adalah Yatsrib. Siapa saja yang ingin pergi, pergilah ke sana.” Peristiwa ini dicatat oleh Ibnu Sa'd dalam Thabaqat-nya, yang diriwayatkan dari Aisyah r.ha.
Maka, para sahabat segera mempersiapkan diri, saling berjanji, dan saling membantu, kemudian berangkat diam-diam. Sahabat yang pertama kali tiba di Madinah adalah Abu Salamah bin Abdul Asad, lalu disusul Amir bin Rabiah bersama istrinya, Layla binti Abu Hasymah, perempuan pertama yang tiba di Madinah dengan unta bersekedup. Setelah itu para sahabat Rasulullah SAW datang secara bergelombang. Mereka singgah di rumah-rumah kaum Anshar yang memberi mereka tempat bernaung dan menolong mereka. (Lihat Thabaqat Ibnu Sa'd, jilid 1, hlm. 210-211; dan Tarikh At-Thabari, jilid 1, hlm. 367).
Semua sahabat Rasulullah SAW, hijrah secara diam-diam, kecuali Umar bin Al-Khathtab r.a. Mengenai hal ini, Ali bin Abi Thalib r.a meriwayatkan, bahwa saat Umar r.a hendak hijrah, ia mengikat pedang di pinggangnya serta membawa busur, panah, dan tongkatnya lalu berjalan menuju Kakbah yang dipadati kaum Quraisy. Umar r.a melakukan thawaf tujuh kali dengan mantap dan tenang. Setelah itu ia menghampiri Maqam Ibrahim dan mendirikan shalat. Lalu ia berdiri seraya berkata:
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Support kami dengan berbelanja di sini:
Memuat Komentar ...