Guru Spiritual Soekarno (8): Kesaksian Hasjim Ning Mengantar Bung Karno ke Kyai Achmad Basyari

 
Guru Spiritual Soekarno (8): Kesaksian Hasjim Ning Mengantar Bung Karno ke Kyai Achmad Basyari
Sumber Gambar: merdeka.com, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Sebuah kisah menarik tentang Bung Karno dan perjalanannya menemui Kyai Achmad Basyari diungkapkan dalam buku otobiografi Pasang Surut Pengusaha Pejuang (1986) yang dituturkan oleh Hasjim Ning kepada A.A. Navis. Dalam buku ini, Hasjim Ning menceritakan pengalamannya mendampingi Sang Proklamator ke Sukanagara, Cianjur, dalam situasi genting pasca-proklamasi.

Kisah yang dialaminya itu menjadi gambaran menarik kesaksian dengan Kyai Achmad Basyari, keadaan alam, dan suasana pesantren tradisional di Sukanagara Cianjur itu. Buku ini mengingatkan kita pada buku autobiografi dr. Raden Soeharto “Saksi Sejarah” (1982). Sebanyak lima halaman bersubjudul “Bung Karno Diungsikan” Hasjim Ning menceritakan dari awal bagaimana bisa mendampingi Sang Proklamator bertemu dengan guru spiritualnya.

Pada awal Oktober 1945, Hasjim Ning menerima telepon mendesak dari Bupati Cianjur, Mohammad Jasin. Saat tiba di kantor bupati, ia mendapati Menteri Dalam Negeri R.A.A. Wiranatakusumah telah menunggunya. Menteri menyampaikan kekhawatiran tentang situasi Jakarta yang tidak menentu. Beredar desas-desus bahwa Sekutu akan menangkap Bung Karno sebagai penjahat perang. Demi keselamatannya, kabinet memutuskan untuk mengungsikan Bung Karno ke tempat yang dianggap aman. Pilihan jatuh pada sebuah rumah Ajengan di Sukanagara, sebuah desa yang terletak di tengah perkebunan teh dan kina, tempat setiap kendaraan yang datang dapat terlihat dari kejauhan. Sukanegara berjarak 46 km dari Cianjur.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN