Adab Menabuh Beduk, Petuah Sayyid Utsman Bin Yahya

Laduni.ID, Jakarta – Sayyid Utsman Bin Yahya (1822-1914) adalah seorang ulama besar kelahiran Pekojan, Jakarta, yang dikenal luas karena keilmuannya dan karya-karya tulisnya. Setelah menempuh perjalanan panjang mencari ilmu ke berbagai negeri seperti Mekkah, Yaman, Afrika Utara, Suriah, Turki, hingga Yerusalem, ia kembali ke Batavia setelah 22 tahun. Di Batavia, ia mulai menulis dan menyusun berbagai kitab, terutama yang membahas amal harian serta persoalan akidah, tauhid, dan ajaran Islam.
Sebagai ulama yang dihormati, Sayyid Utsman pernah diangkat menjadi Mufti Batavia pada 1871, menjadikannya rujukan utama dalam berbagai permasalahan keagamaan di Hindia Belanda. Namun, perannya tidak lepas dari kontroversi, terutama terkait kedekatannya dengan Snouck Hurgronje, seorang orientalis Belanda. Beberapa pihak mengkritik hubungan ini, tetapi menurut Hamid Algadri dalam bukunya, Sayyid Utsman saat itu mengira bahwa Snouck adalah seorang Muslim.
Selama hidupnya, ia menghasilkan sekira 116 karya tulis. Untuk mendukung dakwah dan kehidupannya, ia bahkan mendirikan percetakannya sendiri, Pertjetakan Batu atau litogtrafi yang menjadi salah satu pusat penyebaran literatur Islam di zamannya.
Baca Juga: Biografi Habib Utsman bin Yahya
Di antara banyak gagasan yang dituangkannya dalam tulisan, salah satu yang menarik adalah pandangannya tentang beduk, yang ia bahas dalam kitab
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Support kami dengan berbelanja di sini:
Memuat Komentar ...