Meniti Jalan Ilmu, Wasiat Hidup Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi

Laduni.ID, Jakarta – Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi (1860-1916) adalah salah satu ulama besar Nusantara yang berkiprah di Makkah. Namanya tidak hanya dikenal sebagai seorang alim, tetapi juga sebagai guru dari para pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia. Murid-muridnya meliputi KH. Hasyim Asy'ari (pendiri Nahdlatul Ulama), KH. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah), Syekh Abdul Karim bin Amrullah (ayah Buya Hamka), serta sejumlah ulama besar lainnya seperti Syekh Abdurrahman Shiddiq Al-Banjari, Syekh Sulaiman Ar-Rasuli, dan Syekh Muhammad Jamil Jambek.
Selain sebagai seorang guru yang melahirkan generasi penerus keilmuan Islam, Syekh Ahmad Khatib juga produktif dalam menulis. Karyanya mencakup berbagai disiplin ilmu, tidak hanya dalam bidang akidah, fikih, dan usul fikih, tetapi juga ilmu yang lebih kompleks seperti matematika dan astronomi. Namun, dari sekian banyak tulisannya, ada satu karya yang cukup unik, yakni otobiografi yang beliau tulis sendiri berjudul Al-Qawl al-Tahif.
Dalam tulisannya, beliau menegaskan bahwa hidup manusia adalah catatan perjalanan yang kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Karena itu, mereka yang mengisi hidupnya dengan ilmu dan ibadah akan mendapatkan keberuntungan. Ia mengutip tradisi para ulama yang biasa menuliskan riwayat hidup mereka sebagai bentuk syukur atas nikmat Allah serta sebagai inspirasi bagi generasi setelahnya. Syekh Ahmad Khatib menuliskan:
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Support kami dengan berbelanja di sini:
Memuat Komentar ...