Hukum Mengetahui Nasab Nabi: Wejangan Ajengan Miftah bin Ma'mun Al-Marti Cianjur

 
Hukum Mengetahui Nasab Nabi: Wejangan Ajengan Miftah bin Ma'mun Al-Marti Cianjur
Sumber Gambar: Archive.org, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta –  Ajengan Marti, atau yang lebih dikenal sebagai KH. Enjang Miftah bin Ma'mun al-Marti, adalah salah satu ulama kharismatik yang namanya harum di dunia pesantren, terutama di wilayah Jawa Barat. Beliau lahir di Mande, Cianjur, pada 1377 H/1957 M. Sejak kecil, beliau tumbuh dalam lingkungan yang sarat dengan keilmuan Islam, sehingga jiwa dan pikirannya terasah untuk meniti jalan ilmu.

Bersama ayahandanya, Mama KH. Ma'mun, Ajengan Marti mendirikan Pondok Pesantren Daaru al-Fikar pada 1987. Sebelumnya, beliau telah mengabdikan diri selama tujuh tahun di kampung kelahirannya di Mande sebagai pengajar. Setelah itu, beliau hijrah ke Marti, tempat yang kemudian menjadi pusat dakwah dan keilmuan yang terus berkembang. Oleh para santri dan masyarakat sekitar, pesantren ini sering disebut sebagai Pesantren Marti Balagah.

Di Marti, Ajengan Marti dikenal sebagai pengajar berbagai cabang ilmu, seperti Mantik, Balagah, Falak, Munazara, Nahu-Sharaf, Tauhid, dan berbagai disiplin keislaman lainnya. Kemampuannya dalam memahami dan menjelaskan kitab-kitab klasik menjadikannya sosok ulama yang dihormati. Beliau juga dikenal sebagai seorang penulis yang produktif, di mana karya-karyanya banyak menjadi rujukan bagi para santri dan ulama setelahnya.

Santri-santri yang pernah menimba ilmu darinya kini telah tersebar luas di berbagai daerah, seperti Banten, Jawa Barat, hingga Lampung. Mereka menjadi mata rantai sanad keilmuan yang meneruskan perjuangan Ajengan Marti dalam menyebarkan ilmu-ilmu Islam.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN