M. Yaser Arafat: Tradisi Puasa Menghubungkan Kita dengan Akar Budaya Leluhur [UNDUHAN]
![M. Yaser Arafat: Tradisi Puasa Menghubungkan Kita dengan Akar Budaya Leluhur [UNDUHAN]](https://www.laduni.id/panel/themes/default/uploads/post/laduni12-127e267c-e021-4685-9b97-f4bea3f5b5ea.jpg)
Laduni.ID, Jakarta - Dalam acara Ngabuburit-Webinar "Ritual Upawasa dalam Tradisi Nusantara" yang diselenggarakan oleh manuskripedia.id dan laduni.id, M. Yaser Arafat, M.A. membahas tentang konsep upawasa dalam tradisi Nusantara, Jumat, (14/03/2025).
Upawasa, yang dalam bahasa Sanskerta berarti "berpuasa" atau "mendekatkan diri kepada Tuhan", telah lama menjadi bagian dari kehidupan spiritual masyarakat Nusantara. Tradisi ini tidak hanya ditemukan dalam Islam, tetapi juga dalam berbagai kepercayaan dan budaya lokal.
"Puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga sarana penyucian diri, penguatan spiritual, dan jalan menuju kesadaran yang lebih tinggi," ungkap dosen Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam (FUPI) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta itu.
Ia menjelaskan bahwa dalam tradisi Hindu-Buddha, upawasa dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti tapa brata dan pati geni. Sementara dalam Islam, puasa Ramadhan menjadi bagian utama dari ibadah yang diperintahkan langsung oleh Allah SWT.
"Ada kesinambungan nilai antara puasa dalam Islam dan praktik upawasa dalam tradisi leluhur kita, yaitu pengendalian diri dan pendekatan kepada Tuhan," tambah praktisi pelestarian makam kuno dan naskah-naskah bersejarah itu.
Yasir menegaskan pentingnya memahami Ramadhan dalam konteks bulan-bulan sebelumnya, seperti Rajab dan Sya'ban (ruwah). "Sejak Rajab, tradisi selamatan mulai ramai sebagai persiapan Ramadhan. Di bulan Ruah, umat Islam di Jawa memuliakan arwah leluhur dengan tradisi nyadran," paparnya.
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Support kami dengan berbelanja di sini:
Memuat Komentar ...