Mengenal Hakikat Diri dan Ilahi, Wasiat Sufistik Syekh Yusuf Makassar

Laduni.ID, Jakarta - Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati Al-Makassari adalah ulama besar dan pahlawan nasional Indonesia yang lahir pada 3 Juli 1626. Beliau memiliki hubungan dekat dengan Kesultanan Gowa dan sejak muda mendalami ilmu agama di berbagai tempat, termasuk Pesantren Cikoang, Banten, hingga Timur Tengah selama lebih dari 20 tahun. Di Mekkah dan Madinah, beliau berguru kepada ulama terkemuka sebelum kembali ke Nusantara. Ketika Kesultanan Gowa mengalami kekalahan dari Belanda, beliau pindah ke Banten dan menjadi mufti Kesultanan, serta aktif dalam pendidikan Islam dengan ribuan murid dari berbagai daerah.
Perjuangannya melawan Belanda membuatnya ditangkap dan diasingkan ke Sri Lanka pada 1684, di mana beliau tetap aktif berdakwah. Namun, pengaruhnya yang besar membuat Belanda kembali mengasingkannya ke Afrika Selatan pada 1694. Di sana, beliau terus menyebarkan Islam hingga wafat pada 23 Mei 1699. Pengikutnya di Afrika Selatan tetap menghormatinya, bahkan Nelson Mandela menyebutnya sebagai salah satu "Putra Afrika Terbaik". Jenazahnya kemudian dipulangkan ke Gowa pada 1705. Beliau dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 1995 dan mendapatkan penghargaan bergengsi dari pemerintah Afrika Selatan pada 2005.
Dalam salah satu karyanya Sirr Al-Asrar yang ditahqiq oleh Dr. M. Adib Misbachul Islam, Syekh Yusuf menuliskan sebuah wasiat di akhir kitab tersebut:
خاتمة الرسالة. هذه وصايا إلهامية بفضل الله ومنّه تعالى إياه. يا هذا، اذكر الله كثيرًا حتى قيل لك مجنون بسبب كثرة ذكرك إياه تعالى، ولا تعترض على كل أحد حيثما عمل وفعل بموجب قوله صلى الله عليه وسلم إذا رأيت شحًّا مطاعًا، وهوًى متّبعًا، ويعمل كل ذي رأي برأيه، فعليك بخويصة نفسك ودع الأمور العامة
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Support kami dengan berbelanja di sini:
Memuat Komentar ...