Tidak Semua Perbedaan Merupakan Kesalahan

Laduni.ID, Jakarta - Dalam tradisi silsilah atau nasab khususnya penamaan seseorang di bangsa Arab atau Timur Tengah, satu kata lazimnya adalah satu orang. Seperti Ahmad Zaini Dahlan maka maksudnya adalah Ahmad putra Zaini putra Dahlan. Sementara di Indonesia nama 'Ahmad' atau 'Muhammad' sering kali menjadi awalan saja, sehingga nama seperti Ahmad Bahauddin adalah satu orang, bukan Ahmad putra Bahauddin. Kekeliruan ini oleh Gus Baha atau KH. Ahmad Bahauddin Nursalim dianggap tidak apa-apa.
Gus Baha mengingatkan, dalam tradisi ulama kita, baik dari jalur habib maupun kiai, tasamuh (toleransi) adalah hal yang utama. Tidak semua perbedaan adalah kesalahan. Kadang sebuah kekeliruan dalam penulisan atau sebutan justru lahir dari kasih sayang dan tradisi lisan yang sudah berlangsung turun-temurun. Inilah warisan budaya intelektual Islam di Jawa yang penuh kelembutan, namun tetap menjunjung tinggi otoritas keilmuan.
Dalam peringtan haul Sayyid Chaidar Dahlan Lasem Rembang, Gus Baha menegaskan bahwa sanad keilmuan bukan sekadar silsilah nama, tapi tanggung jawab moral dan spiritual. Mereka yang menjaga sanad, baik sebagai pengajar, murid, atau penjaga naskah, sesungguhnya tengah menjaga warisan Nabi. Dan seperti yang ditunjukkan oleh para ulama kita dahulu, menjaga sanad bukan hanya bentuk kesetiaan kepada ilmu, tapi juga bentuk cinta kepada Rasulullah SAW.
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Support kami dengan berbelanja di sini:
Memuat Komentar ...