Ketika Hukum Sosial Mengikat, Bahkan kepada Para Nabi

Laduni.ID, Jakarta - Adab atau tata krama sosial adalah hal yang tak bisa diabaikan dalam kehidupan bermasyarakat kita. Tak peduli setinggi apa pun kedudukan seseorang—baik sebagai tokoh masyarakat, pejabat, ulama, bahkan Nabi sekalipun—semua tetap tunduk pada satu hukum yang tak tertulis tapi sangat nyata; hukum sosial.
Dalam sebuah diskusi bersama Prof. Quraish Shihab, di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta bertajuk “Memahami Al-Qur’an dengan Meneladani Rasulullah”, KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang lebih dikenal dengan Gus Baha, mengajak kita semua untuk merenungi betapa pentingnya menjaga tata krama dalam kehidupan sosial. Sebagaimana dikutip dari kanal YouTube resmi UII, (5/12/2024).
“Rasulullah saja, yang ‘didukung’ oleh seluruh alam raya, kalau sampai melanggar tata krama sosial, orang-orang tetap bisa bubar meninggalkannya,” ujar Gus Baha.
Jika diperhatikan, pernyataan ini tentu tidak lahir dari ruang kosong. Menurut Gus Baha, hukum sosial berlaku universal. Ia tidak hanya mengikat orang biasa, tapi juga para Nabi yang memiliki kedudukan spiritual tertinggi sekalipun. Di sinilah letak pentingnya adab dan akhlak, karena tanpa keduanya, seseorang bisa kehilangan tempat di hati masyarakat.
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Support kami dengan berbelanja di sini:
Memuat Komentar ...