Agama Itu Harus Disampaikan secara Menyenangkan, Berikut Empat Hal yang Mendasarinya

Laduni.ID, Jakarta - Dalam berbagai kesempatan—sebagaimana banyak rekaman yang diposting di kanal YouTube, KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha sering menekankan bahwa agama seharusnya dihadirkan dengan cara yang menyenangkan. Menurutnya, agama bukanlah beban yang menambah kesedihan, tetapi seharusnya menjadi sumber keceriaan hati dan kebahagiaan sosial.
“Nabi paling marah jika suatu kebaikan malah menjadi problem,” kata Gus Baha.
Hal ini, kata beliau, adalah pesan yang diwariskan dari ayahnya, KH. Nursalim, yang juga seorang kyai.
“Saya masih ingat wasiat Bapak; ‘Kalau kamu ngajar atau dakwah, guyon saja. Sebab orang yang ngaji itu sudah punya banyak beban; ada yang punya hutang, takut sama istri, dan lainnya. Jangan bikin mereka menangis kedua kali. Di rumah sudah punya masalah, masa di pengajian malah ditambah ditakut-takuti siksa neraka’,” kenangnya.
Dari sinilah lalu Gus Baha menyampaikan empat fondasi nalar Islam yang ceria.
Pertama, dalam surat An-Najm ayat 43 disebutkan: “Wa annahu huwa adhkaka wa abka” (Dialah Allah yang menjadikanmu tertawa dan menangis). Bagi Gus Baha, ini bukan hanya deskripsi kondisi manusia, tetapi juga petunjuk normatif bahwa tawa adalah bagian dari cara kita menjalani hidup beragama.
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Support kami dengan berbelanja di sini:
Memuat Komentar ...