Cinta Baginda Nabi Muhammad SAW pada Negerinya dalam Perspektif Islam Nusantara
Laduni.ID, Jakarta - Cinta terhadap negeri adalah hal natural yang terpatrikan dalam tiap makhluk hidup. Tidak saja ada dalam diri manusia, akan tetapi juga dalam hewan-hewan lainnya. Berbagai makhluk hidup melakukan perjalanan jauh karena tuntutan hidupnya, namun pada ujungnya mereka akan kembali jua ke tempatnya semula. Sejumlah makhluk hidup bahkan akan segera sirna jika dijauhkan dari habitatnya.
Manusia tanpa negeri seperti kehilangan sejarah. Negeri adalah tempat dia lahir, dan tempat dia tertatih-tahih belajar kehidupan, mengenal alam raya, mengisi perut, norma, spiritual dan intelektual. Ia "menggerayangi" itu semua dalam sebuh tanah negeri. Tanah air adalah sejarahnya dan media kehidupannya.
Nabi kita, Sayyidina Muhammad SAW memberi contoh betapa mulianya mencintai negeri. Di pintu Makkah, saat dipaksa keluar darinya, beliau menyampaikan salam pamitan kepadanya,
“Sungguh, engkau adalah negeri teramat indah. Betapa engkau adalah negeri tercinta! Jika tak dipakasa keluar oleh kaumku, sungguh aku tak akan menempati bumi lain darimu.”
Nabi Muhammad SAW adalah guru kemanusiaan. Dalam soal mencintai negeri, beliau tak ragu mengajarkan betapa cinta terhadap negeri adalah fitrah manusia. Beliau tak menyampaikan pamitan yang menyayat ini jika tak benar-benar mengetahui bahwa mencintai negeri adalah bagian dari garis kehidupan yang diridhoi oleh Allah SWT. Atas hal itu, diceritakan bahwa Allah SWT merespons baik soal tautan hatinya, bahwa suatu saat dipastikan akan bisa kembali jua. Di Juhfah, tempat yang tak jauh dari Makkah, Allah berfirman kepadanya,
Memuat Komentar ...