Belajarlah Agama Pada Ahlinya
Salah satu akar sebab munculnya sikap radikalisme agama dan terorisme adalah salah paham terhadap teks agama, al-Qur'an ataupun hadis. Hal ini terbukti melalui pengakuan tersangka teroris Dian Yulia Novi dan M. Nur Solihin yang sudah merakit dan merencanakan bom bunuh diri di istana presiden di Jakarta, sebagaimana yang saya lihat dan dengan ketika wawancara ekslusif di TV One Selasa, 13 Desember 2016 pukul 19.30 WIB.
Ketika ditanya, mengapa melakukan bom bunuh diri? Apakah tidak menyesal dengan tindakan mencelakakan diri dan orang lain. Mereka menjawab, tidak ada sedikit pun rasa bersalah dan menyesal, sebab apa yang dilakukan adalah sebagai warga khilafah tunduk perintah Bahrun Naim dari Syuria. Tindakan bom bunuh diri ini adalah mati syahid untuk mendapatkan ridha Allah. Mereka melakukan ini karena perintah al-Qur'an:
كتب عليكم القتال وهو كره لكم
Telah diwajibkan atas kamu berperang, dan hal itu sesuatu yang kamu benci. (QS. Al-Baqarah: 216).
Mereka mengaku bahwa ayat ini sama dengan perintah puasa:
كتب عليكم الصيام
Telah diwajibkan atas kamu berpuasa. (QS. Al-Baqarah: 183).
Mereka mengaku mendapat pemahaman agama melalui internet, media sosial, dan facebook.
Mereka mengatasnamakan al-Qur'an dan agama untuk membom, membunuh, dan merusak. Inilah namanya radikalisme agama dan terorisme.
Padahal mereka salah paham terhadap ayat al-Qur'an. Perintah puasa dan perintah perang adalah sangat berbeda. Perintah berperang yang dimaksud adalah di medan perang. Saat ini Indonesia bukanlah masa perang, tapi masa damai. Memahami ayat perang harus dihubungkan dengan konteksnya dan ayat-ayat al-Qur'an lainnya, seperti:
Memuat Komentar ...