Hanya Tuhan yang Pantas Menertawakan

 
Hanya Tuhan yang Pantas Menertawakan

LADUNI.ID - Suatu waktu ada seorang anak bergegas membeli sepotong pizza untuk ibunya yang baru datang dari kampung. Makanan ala Italia tersebut tergolong istimewa dengan citarasa khas dan dianggap paling enak. Dalam benak pemuda tersebut, ibunya pasti menyukainya dan akan mengatakan enak sebagaimana dirinya yang lebih dulu jatuh selera pada pizza.

Sungguh satu kenyataan diluara dugaan, sang ibu menolak makan pizza tersebut dengan mengatakan bahwa rasanya tidak enak dan nyaris persis seperti makanan yang hampir basi. Dengan perasaan yang masih kesal, sang ibu menyuruh anaknya mengganti dengan ketela atau ubi rebus seperti yang sering dia makan di kampung.

Potongan cerita yang di adaptasi dari kejadian nyata di atas terasa lugu, jujur dan mengundang lucu. Lugu dan jujur pada ungkapan basi oleh seorang ibu yang tidak memiliki wawasan kuliner memadai, sehingga pizza impor yang lezat dalam selera anaknya menjadi sangat tidak berharga, bahkan sampai pada tidak layak untuk dimakan. Kemudian titik yang menjadi sangat lucu yaitu ketika sang ibu malah meminta ketela dan ubi rebus sebagai pengganti pizza.

Perbandingan pizza dan ubi serta predikat tidak biasa yang melekat pada keduanya ini jika diamati dengam seksama merupakan bagian  potongan kehidupan yang lucu. Sementara kesia-siaan sang anak serta keluputan prediksinya adalah kekonyolan yang tidak dapat dielakkan. Jujur, lugu dan konyol yang datang bersamaan tanpa terlekkan adalah kelucuan yang boleh saja diekspresikan dengan senyum ataupun tawa.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN

 

 

Tags