Ketika Kekafiran Berbalik Menjadi Keimanan
Laduni.ID, Jakarta - Kekafiran dan keimanan adalah dua hal yang secara tegas bertolak belakang dalam hal yang paling prinsip. Kafir adalah ingkar kepada Allah, sedangkan iman adalah yakin dan tunduk kepada-Nya. Keduanya tidak hanya bertolak belakang, tapi juga saling menghalangi. Kekafiran menjadi penghalang keimanan. Sebaliknya, keimanan adalah benteng kokoh yang menjauhkan dari kekafiran.
Tapi, Allah Yang Maha Mengubah hati dan Maha Pemberi Hidayah bisa dengan gampang mengubah kekafiran seseorang menjadi keimanan. Allah dengan mudah mengubah keingkaran kepada-Nya menjadi keyakinan kepada-Nya.
Demikian ini adalah bukti bahwa Allah itu Muqallibul Qulub, Maha Membalikkan Hati. Dengan kekuasaan-Nya, hati tidak hanya dibuat berubah dan beralih, tapi lebih dari itu, yaitu berbalik. Hati yang begitu kafir kepada-Nya bisa berbalik menjadi begitu yakin dengan beriman dan tunduk kepada-Nya.
Mengenai hal itu, di dalam Al-Qur'an dikisahkan mengenai orang yang sebelumnya dalam kekafiran tapi berubah menjadi beriman kepada Allah SWT. Kisah itu tentang para tukang sihir Fir'aun, sebagaimana diabadikan dalam Surat As-Syu'ara ayat 41-51. Mereka begitu dalam mengimani kebenaran dan kebesaran Allah justru pada puncak kekafiran mereka kepada Allah. Mereka berani berbalik menentang dan menantang Fir'aun justru ketika mereka datang untuk mendukungnya dalam pembangkangan kepada Allah. Mereka bahkan berbalik mengimani dan mengikuti Nabi Musa AS justru pada saat mereka berkumpul untuk menghabisinya.
Memuat Komentar ...