Perempuan dalam Pandangan Teologi dan Gerakan Sosial Feminisme

 
Perempuan dalam Pandangan Teologi dan Gerakan Sosial Feminisme
Sumber Gambar: creativemarket.com, Ilustrasi: Laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Perempuan adalah makhluk Tuhan yang dicipatakan dari tulang rusuk seorang laki-laki (lihat Tafsir Showi). Pada mulanya, menurut sekian banyak referensi yang tidak mungkin kami tuturkan di sini, latar belakang diciptaknnya Hawa berawal dari keberadaan nabi Adam yang tidak "kerasan" berdiam diri di surga dengan seorang jiwa. Ia mesti membutuhkan teman dan merindukan makhluk lain sebagai pendampingnya di surga kala itu.

Padahal, sebagaimana mafhum dari berbagai literatur yang biasa kita baca, di surga segala sesuatunya sudah terjamin dan segala kebutuhannya telah disediakan. Mulai dari hidangan yang melimpah ruwah, life style dan kostum yang beranika ragam, dan tempatnya pun jauh dari kata membosankan. Namun dalam benak Adam masih ada  yang kurang dengan itu semua. Dari itu kemudian Allah SWT menciptakan seorang makhluk, yang secara kodrat biologis tidak sama jenis kelamin dengan Adam.

Setelah penciptaan Hawa begitu sempurna dan Adam pun mengetahui bahwa Tuhannya (Allah) talah mengabulkan permohonannya untuk memberinya teman. Lalu, Adam seketika itu juga mau merangkul Hawa. Namun, Allah menegurnya dan memerintahkan Adam untuk mengawininya (sehingga menjadi halal) terlebih dahulu. Dengan ucapan syahadat dan shalawat kepada Nabi Muhammmad, Hawa pun secara legal formal resmi menjadi istri Adam dan halal melakukan "apa saja". Begitulah cerita singkat pertemuan Adam degan istrinya, Hawa.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN