NKRI Tidak Perlu Bersyariah

 
NKRI Tidak Perlu Bersyariah

LADUNI.ID - NAbi Muhammad SAW adalah sosok sentral yang menjadi rujukan otoritatif dalam menyelesaikan berbagai persoalan bagi umatnya. Ajaran agama yang secara pokok dibawa oleh Muhammad tidak semata urusan kerohanian teologis, namun juga persoalan praktis keduniaan. Oleh karena itu sosok Muhammad dalam bahasa al-Quran disebut dengan uswatun hasanah.

Bagian praktis keduniaan dari uswah hasanah yang kali ini masih mendapat perhatian serius oleh sejumlah kalangan adalah persolan politik, khususnya di Indonesia. Kondisi demografis yang menempatkan muslim sebagai penduduk mayoritas di negeri ini telah membuka ruang diskusi yang cukup panjang mengenai model pemerintahan.

Diskusi panjang tersebut tidak hanya pergulatan argumen,  bahkan sudah melebar pada tensi emosi umat yang kemudian terjebak pada ujaran dan sikap yang kurang beradab. Kesombongan melonjak tidak terkira,  seorang alim begitu mudah dinistakan dengan potongan-potongan ujaran video ceramah yang tidak lengkap. Umat digiring untuk membenci ulamanya dan mencintai para ustadz oplosan di media.

Bergulirlah istilah NKRI bersyariah yang merupakan kelanjutan dari semangat khilafah yang secara kelembagaan telah dibubarkan di negeri ini. Istilah yang terasa lebih soft mengalir lebih mumpuni dari istilah khilafah yang cenderung lebih konfrontatif. Terjaringlah di dalamnya sejumlah elit agama sebagai tameng intlektual untuk memuluskan akal bulus dalam upaya merengkuh kekuasaan.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN