Keikhlasan dalam Ayunan Becak Zaman Now
TERIK MATAHARI yang menyengat menyinari negeri Pedir tepatnya Kota Beureunuen membuat sudut terminal yang terletak di jalan nasional Banda Aceh-Medan begitu membahana. Namun tidak membuat para ” Pasukan dayung” berjuang menunggu sosok yang tercecer di terminal bersejarah itu.
Walaupun terik matahari kian memanas namun bagi sosok separuh baya nan kecul mungil dengan setia menunggu dan menyapa penumpang yang turun dari arah barat dan timur baik yang mengenderai bus, L-300 dan berbagai jenis kenderaan lainnya.
Perjuangan tukang becak T. Abdullah (47) memperjuangkan hidup lewat “pusaka tua”nya menunjukkan bahwa hidup ini merupakan “jihad” dengan segala konsekwensinya. Ini juga yang dialami oleh Popon panggilan abang becak yang telah lama menggeluti dunia “sado berjalan” itu.
“Ka trep lon berprofesi sebagai RBT dan tukang becak,” ungkap pria yang berpostur mungil itu.
Mencari nafkah itu juga bentuk dari ” jihad” yang bernilai pahala bahkan terkadang pahitnya menjalani kehidupan menjadi penebus dosa yang tidak dihapus oleh ibadah apapun selain kerja keras. Ini sebagaimana diungkapkan dalam hadist Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Sesungguhnya, di antara perbuatan dosa, ada yang tidak dapat dihapus oleh (pahala) shalat, sedekah, atau pun haji. Namun hanya dapat ditebus dengan kesungguhan dalam mencari nafkah penghidupan.”
Memuat Komentar ...