Al-Imam Ibnu Athaillah as-Sakandari dan ALiran Tasawufnya
LADUNI.ID - Ada tiga ilmu pokok dalam Islam yang biasanya diajarkan para kyai NU kepada para santri mereka. Ketiganya secara terpisah dan khusus dipelajari dan diajarkan sejak di pondok pesantren hingga di tengah komunitas muslim, yaitu ilmu tauhid, ilmu fikih, dan ilmu akhlak/tashawwuf.
Adapun selain ketiganya biasanya hanyalah ilmu alat, yakni sebagai sarana bantu untuk memahami ketiga ilmu pokok tersebut, seperti ilmu bahasa Arab (nahwu, sharaf, dan balaghah), ilmu ushul al-fiqh, ilmu logika (ilmu al-mantiq), ilmu astronomi (ilmu al-falak), ilmu-ilmu tafsir, ilmu-ilmu hadits, dan sebagainya.
Di pondok-pondok pesantren NU ketiga ilmu pokok tersebut masing-masing dituangkan dalam wujud kitab klasik kuning berbahasa Arab gundul, yakni tanpa tanda-tanda baca sedikitpun, yang sering saya sebut sebagai "al-kutub al-shafra' al-qadimah."
Bagi santri pemula akan cukup sulit untuk sekedar membacanya dengan benar, sesuai kaidah-kaidah bahasa Arab yang relatif rumit, apalagi untuk memahami substansi yang dimaksudkan oleh para penulisnya. Oleh sebab itu, agar tidak tersesat atau keliru dalam memahami detil-detil dari masing-masing ketiga ilmu pokok ajaran Islam (tauhid, fikih, dan akhlak/tashawwuf) para santri selalu dibimbing oleh para kyai mereka, baik dalam teori maupun prakteknya.
Bidang ilmu pokok ajaran Islam yang terakhir saya sebutkan, yakni ilmu Tashawwuf, juga banyak diajarkan. Para santri bahkan merasa tidak asing dengan karya-karya monumental di bidang tashawwuf dari al-Imam Abu Hamid al-Ghazzali al-Thusi (lahir 450 H.-wafat 505 H.) mulai dari kitab Bidāyat al-Hidāyah, Minhāj al-'Ābidīn, hingga Kitab Ihyā' Ulūm al-Dīn. Mereka juga ada yang mempelajari kitab tashawuf karya al-Imām al-Ushūliy al-Muhaddits Abd al-Karīm bin Hawāzin al-Qusyairiy (lahir 376 H.- wafat 465 H.), yakni kitab al-Risālah al-Qusyairiyyah. Dan para kyai juga sering kali membacakan kitab karya al-Imām Ibn 'Athāillāh al-Sakandariy , yaitu kitab al-Hikām.
Memuat Komentar ...