Ikhtiar Menjalin Simpul Kebersamaan dalam Tahun Politik
Laduni.ID, Jakarta - Kita semua berharap agar elemen bangsa kembali memperkuat tali persaudaraan dan kebersamaan ketika menyongsong Pemilu. Dalam ketermenungan itu kita mencari-cari, di manakah urgensinya? Jelas, kita menemukan alasan kuat bahwa memang rentan sekali pilar kebersamaan digerogoti oleh para provokator yang menyebar virus intoleransi, menularkan anarkisme, membangkitkan separatisme, mengajak praktik politik tidak santun, hingga membisiki kalimat-kalimat hujatan.
Ragam kekerasan itu merefleksikan runtuhnya kebersamaan, sehingga semuanya perlu saling mengingatkan dalam bingkai kebaikan kepada semua elemen bangsa untuk menegakkannya kembali.
Manakala kebersamaan tegak dan kokoh, diyakini segala manuver provokator bisa diredam bersama. Sebab, kebersamaan mensakralkan kebhinnekaan. Kebersamaan senantiasa memikirkan setiap tindakan, apakah akan merusak diri sendiri atau masyarakat luas. Kebersamaan terbiasa dengan pola pikir reflektif. Setiap tindakan dipertimbangkan dampaknya bagi orang lain, bukan sekadar bagi diri sendiri atau kelompoknya.
Kebersamaan pula yang dapat merawat toleransi. Dalam konteks ini, toleransi yang ditelaah berpengertian sebagai sikap menahan diri, bersikap sabar, menghargai orang lain yang berpendapat beda, berhati lapang dan tenggang rasa terhadap orang yang berlainan pandangan.
Jika kita melihat definis toleransi di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, maka yang dimaksud adalah bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, dan kelakuan) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.
Memuat Komentar ...