Tinju Murid dan Refleksi Esensi Pendidikan
LADUNI.ID - Innama bu’itstu mu’alliman hadits ini sangat populer di lingkungan akademisi. Secara substansial kandungan hadits ini merupakan deklarasi profetik dari kehadiran Rasulullah di tengah-tengah umatnya sebagai seorng guru. Untuk itulah profesi guru dalam tradisi Islam merupakan profesi mulia sebagai bentuk semangat dalam melanggengkan misi kerasulan untuk memerdekakan umat dari belenggu kebodohan.
Posisi ini tanpa disadari semakin hari mengalami degradasi yang semakin merosot. Hingga pada suatu saat posisi guru tidak jauh berbeda dengan profesi lainnya yaitu sebagai penyanggah dan penyambung hidup belaka. Berbagai standar formal disematkan, mulai dari keharusan berpendidikan formal hingga detil materi, waktu dan tujuan yang seragam dari hulu hingga ke hilir.
Aktifitas-aktifitas mulia mendidik murid hanya sebatas pemenuhan kepentingan pragmatis, baik bagi murid maupun bagi guru itu sendiri. Kepentingan pragmatis bagi murid hanya sebatas mengisi kemampuan kognitif, sementara kepentingan bagi guru hanya sebatas pemenuhan untuk mendapat imbalan materi yang pantas untuk setiap upaya yang telah diilakukan oleh guru.
Alur pendidikan transaksional ini melaju cukup pesat, sehinggal lembaga pendidikan tidak jauh berbeda dengan situasi pasar pada umumnya. Kedekatan antar murid dan guru semisal dengan pelanggan dan penyedia layanan, begitu masing-masing sudah mendapatkan kepuasannya maka terputuslah hubungan keduanya. Bahkan tidak jarang di sela-sela proses pendidikan berlangsung terjadi tarik menarik kepentingan antara murid dan guru, sehingga terkadilah murid melaporkan gurunya atau sebaliknya guru memberlakukan muridnya dengan semena-mena.
Memuat Komentar ...