Kisah Makam Surya Memesa dan Ziarah Syekh Ali Uraidi bin Imam Ja’far Shadiq

 
Kisah Makam Surya Memesa dan Ziarah Syekh Ali Uraidi bin Imam Ja’far Shadiq

LADUNI.ID, Jakarta - Di sela-sela acara tahlilan hari ke-7 wafatnya Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, Selasa (5/1), Said Aqil pernah diajak ziarah ke pedalaman Tasikmalaya, Panjulan. Gus Dur membawanya ke sebuah kuburan yang sepi. Untuk mencapai lokasi saja, harus menyebrang sebuah situ (danau). Saat tiba, Gus Dur menuju sebuah makam. Saat ditanya Said Aqil, siapa jenazah yang telah dikebumikan di tanah ini? Gus Dur tidak langsung menjawab. “Dia orang sakti. Dia mencari musuh agar dia bisa dikalahkan,” ujar Said Agil meniru ucapan Gus Dur.

Orang sakti yang dimaksud Gus Dur, sambung Said Aqil, ternyata bernama Surya Mesesa, seorang penyebar agama Islam di pulau Jawa. Gus Dur memberitahukan kepada Said Aqil, mengapa Surya Mesesa bisa masuk Islam.

“Untuk mendapatkan musuh, Surya Memesa sampai ke Madinah, dan bertemu Syeikh Ali. Sama Syeikh Ali, Surya Mesesa disuruh mengangkat sebuah tongkat, dan tidak bisa. Karena itu, dia masuk Islam,” ujarnya.

Ceritanya, Gus Dur bersama Said Aqil ingin membacakan surat Al-Fatihah untuk Syekh Ali sebanyak seribu kali. Namun ketika mereka baru membacakan al-Fatihah sebanyak 30 kali tiba-tiba seorang polisi datang mengusir mereka dan mengatakan, “Musyrik, haram!”

Untung saja mereka bukan penduduk setempat, sehingga tidak dihukum berat, karena bagi mereka ziarah kubur adalah larangan berat. Namun Gus Dur sempat marah kepada polisi itu, “Kamu musuh Allah, Wahabi,” kata Gus Dur seperti dikutip Said Aqil saat memberikan testimoninya usai memimpin tahlilal 7 hari di Ciganjur, Selasa (5/1) malam.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN