Menggugat Tuhan Melalui Doa
LADUnI.ID - Manusia sebagai makhluk memiliki segala macam kelemahan dan keterbatasn. Dengan berbagai kelemahan yang ada, manusia membutuhkan pertolongan mahluk lain untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Dalam kontek hubungan manusia dengan Tuhan, manusia disebut sebagai `abdun (hamba) yang berkewajiban untuk menyembah (beribadah) kepada Allah Tuhan sang Maha pencipta. Di antara bukti konkrit pengakuan diri akan ke-hambaan-nya di hadapan Allah adalah permohonan atau doa yang dipanjatkan oleh manusia kepada Allah swt, manakala mereka menghadapi suatu masalah atau memiliki hajat.
Permohonan kepada Tuhan menjadi penegasan akan kelemahan dan keterbatasan yang ada pada manusia. Sejatinya, di saat manusia semakin menghambakan diri kepada Tuhan maka tingkat kebebasan (hurriyah) atas makhluk lainnya akan semakin tinggi dan ketergantungan kepada makhluk kian berkurang. Dalam Islam, selain disebut sebagai otak dari ibadah (mukhhul `ibadah), doa juga diposisikan sebagai senjata orang mukmin (ad-dua` silahu al-mukmin). Oleh sebab itu, doa bukanlah sebagai pelengkap peserta, bukan pula sebagai aspek sekunder dalam usaha, namun doa menduduki posisi primer sebagai bagian dari Ibadah.
Layaknya sebuah permohonan, doa hendaknya dimunajatkan dengan penuh khusyu`, merendahkan diri dihadapan Allah dengan mengakui kefakiran eksistensialnya dan berusaha melepaskan diri dari noda kesombongan dan keangkuhan. Doa seyogyanya diucapkan dengan memantapkan hati dan berkeyakinan untuk dikabulkan, walaupun kadang dengan redaksi yang terkesan sedikit memaksa dan menuntut. Sebab, hakekatnya tidak ada yang dapat memaksa kehendak Allah swt.
Memuat Komentar ...