Jawaban Bagi Ustaz "Hijrah" Yang Anggap Nabi Pernah Tersesat

 
Jawaban Bagi Ustaz

LADUNI.ID - Sudah seringkali saya ingatkan agar setiap umat Islam berhati-hati agar mengambil ilmu agama langsung dari para ahlinya, yakni dari para ulama, kyai, ustadz, tuan guru, yang jelas mata rantai pengambilan ilmunya (isnad), telah populer akan kedalaman ilmunya dan kesalehannya. Jangan belajar justru secara kepada sembarang ustadz atau ustadz yang sembarangan. Karena kini sebagian umat Islam sudah gampang memberi predikat ustadz kepada siapa saja yang pintar ceramah agama, pintar membual soal agama dan politik sambil sesekali melawak atau menghibur para pendengarnya, dan "berani" mengecam sana sini. Persoalan yang mereka panggil ustadz itu pada hakekatnya sungguh tidak paham ilmu-ilmu agama tidak menjadi masalah, karena mereka yang menggelarinya juga tidak paham.

Dunia keberagamaan kita kini sepertinya sudah jungkir balik dan penilaian masyarakat awam juga sudah terbalik-balik. Para tokoh agama yang dikenal luas dan mendalam ilmu agamanya, diperoleh dari silsilah/sanad keilmuan yang jelas, dan dikenal berakhlak baik tidaklah mereka gandrungi. Sebaliknya justru mereka benci, mereka fitnah dengan stigma-stigma negatif seperti Syi'ah, liberal, munafik, ulama su', penjilat pemerintah dan sebagainya berupa kalimat-kalimat yang tidak menunjukkan adanya kesantunan dan kecerdasan dalam beragama itu sendiri.

Akibat buruk dari belajar agama secara instan kepada para ustadz "hijrah karbitan" adakah sebagian masyarakat menjadi terombang-ambing, kebingungan, dan labil dalam beragama. Para ustadz abal-abal yang sangat senang terkenal di media sosial itu karena tidak memunyai basis ilmu-ilmu keislaman yang kokoh dan disertai semangat yang menggelora menjadi sangat mudah tergelincir dalam menafsirkan ajaran agama, cenderung tekstualis, beragama secara eksklusif, sempit wawasan, tidak bijaksana, mudah menyalahkan pihak lain, menjadi intoleran, sesat dan menyesatkan, dan pada ujungnya mencari pengikut sebanyak mungkin untuk tujuan-tujuan yang bersifat duniawi.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN