Mewaspadai Dampak Buruk dari Praktik Politik Busuk
Laduni.ID, Jakarta - Tidak dapat diingkari bahwa manusia adalah makhluk politik. Setiap orang dengan demikian tidak dapat bebas dari belitan dan belenggu politik, baik ia menyetujuinya atau tidak. Kesetujuannya dengan dunia politik terkadang membuatnya tertarik untuk terjun berkecimpung di dunia politik, seperti turut serta menempuh jalan penuh rintangan untuk duduk di kursi legislatif atau ikut berebut kursi eksekutif atau lainnya dengan menghalalkan segala macam cara atau malahan mungkin tidak tahu caranya.
Niat atau motif terjun di dunia politik itu pun tidaklah seragam. Tidak dapat disimpulkan secara pukul rata bahwa semua politisi pasti berniat untuk menyejahterakan rakyat sebagaimana sering mereka kampanyekan. Sebaliknya, sangatlah mungkin ada politisi yang terjun ke dunia politik justru berniat hanya untuk meraih kedudukan demi menyejahterakan dirinya sendiri dan atau keluarganya. Politisi salah niat semacam ini biasanya tidak amanah, sehingga karena sifat tamaknya ia merugikan rakyat dengan cara memperkaya dirinya sendiri, tanpa memedulikan halal-haram dalam menumpuk kekayaannya. Tidak sempat memikirkan nasib rakyat karena sibuk berebut proyek.
Dalam perspektif ajaran Islam, politik demi kemaslahatan individu itu tidak dikenal kecuali berada di dalam cakupan kemaslahatan umum. Setiap politisi berkewajiban untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat berdasarkan keadilan. Karena rakyat banyak itu ibarat satu kesatuan utuh suatu bangunan yang setiap bagian memperkuat sebagian lainnya. Oleh karena itu, seorang politisi wajib merakyat dan mempersatukan rakyat, dan memperjuangkan kesejahteraan mereka, karena ia berasal dari rakyat. Dengan demikian, sebagai satu bagian dari rakyat, maka sebagai politisi ia turut sejahtera karena sukses menyejahterakan rakyat. Bukan menjadi politisi yang memamerkan kesejahterannya di tengah-tengah rakyat yang teramat lama hidup melarat.
Memuat Komentar ...