Berpikir Sesuai Jalur, Inilah Pesan-Pesan Almaghfurlah KH Abd. Alim bin Abd. Jalil
LADUNI.ID, Jakarta - Di antara pesan-pesan Kiai Lim (panggilan akrab beliau) yang paling sering diwanti-wantikan adalah tentang perlunya mengaji. Sampai pada putra-putrinya sendiri yang paling ditekankan adalah mengaji kitab, menurut beliau, ibadah yang paling utama adalah mengaji. Karena dengan mengaji, ilmu akan diraih, sedangkan ilmu itu penuntun ibadah yang lain.
Walau sedikit ilmu yang diperoleh, yang penting pengamalannya terwujud. Pernah beliau berpesan pada salah satu khadamanya (santri yang menjadi abdi dalem) yang ingin pindah ke salah satu pesantren di Kediri. Dengan sekelumit kata namun segudang makna beliau ungkapkan, “Jangan muluk-muluk.”
Sebagaimana yang beliau ungkapkan kepada salah satu alumni yang ketika masih berada di Sidogiri mengikuti khataman bulan puasa di salah satu pesantren di Jawa Tengah.
Beliau mengibaratkan orang yang mencari ilmu seperti orang yang sedang menunggu mangga jatuh. Jangan gegabah, mendengar suara mangga jatuh di sana dikejar, mendengar ada yang jatuh lagi di tempat lain dikejar. Akhirnya sampai beberapa tahun pun tak kebagian, karena di sana sudah ada orang lain yang menunggu, di mana pun tempatnya.
Di hari sakitnya, beliau pernah menolak untuk minum obat. Maka demi kesembuhan Kiai, santri senior yang menemaninya memaksa beliau minum obat. Katanya, “Kalau memang ingin sembuh, seharusnya minum obat.”
Akhirnya Kiai menyindir, “Nggak ilok santri Sidogiri ngomong ngono (Tidak baik santri Sidogiri bilang seperti itu)”. Maksudnya, seorang santri tidak pantas mempunyai asumsi bahwa obatlah yang menyembuhkan. Kesembuhan hanya dari Allah semata.
Memuat Komentar ...