Pesantren Berpotensi Besar Mengampanyekan Kesehatan
Oleh: KH. Salahuddin Wahid
LADUNI.ID, Jombang - Saya ingin menyampaikan secara amat ringkas perkembangan pesantren di Indonesia. Pendidikan Islam dimulai hampir 1000 tahun lalu. Pesantren tertua yang masih ada sekarang adalah Pesantren Sidogiri Pasuruan yang berdiri pada 1740. Sekolah Belanda yang menjadi cikal bakal sekolah di Indonesia Islam berdiri pada 1840. Perkembangan pesantren tidak dibantu pemerintah Hindia Belanda bahkan dihambat. Sekolah Belanda tentu banyak dibantu pemerintah Hindia Belanda.
Setelah proklamasi kemerdekaan, sekolah Belanda beralih menjadi sekolah negeri. Sekolah swasta juga banyak didirikan terutama Sekolah Rakyat. Banyak anak dari keluarga pesantren yang belajar di sekolah negeri dan swasta. Pendidikan nasional berkembang dengan pesat. Sekolah negeri punya mutu yang baik karena gurunya adalah hasil didikan Belanda. Pesantren belum diperhatikan oleh Pemerintah? Peran pesantren mulai menurun tetapi para kiai dan santri tetap tekun dalam mengembangkan pesantren.
Pada 1951 Menteri Agama KH. A. Wahid Hasyim dan Menteri Dikbud Bahder Djohan membuat nota kesepahaman yang mengatur berdirinya madrasah dan membuat aturan untuk memberi pelajaran agama di sekolah negeri. Dualisme pendidikan di Indonesia yang sudah ada didalam kenyataan, kini diresmikan. Satu berkiblat ke Kemenag dan satu berkiblat ke Kemendikbud.
Pesantren mengalami kondisi jalan di tempat dalam waktu cukup lama bahkan sejumlah pesantren mengalami penurunan. Proses itu terjadi baik dalam jumlah maupun mutu. Kondisi pesantren semacam itu dikritik oleh BK saat menerima gelar Doktor HC dari IAIN. Beliau mengatakan bahwa pesantren diibaratkan seperti gudang yang apek karena tidak ada jendelanya. Menteri Agama KH. Saifuddin Zuhri menanggapi kritik itu dengan jawaban bahwa BK tidak bisa melihat dimana jendelanya, padahal jendelanya ada. Artinya tidak mudah bagi tokoh di luar pesantren untuk bisa memahami kekuatan dan kelemahan pesantren.
Memuat Komentar ...