Usaha, Doa dan Tawakal

 
Usaha, Doa dan Tawakal

LADUNI.ID, Jakarta - Dalam hal mencapai sesuatu yang diingin tidak luput dari usaha, doa dan tawakal. Usaha, doa dan tawakal, dalam praktiknya seringkali tak berjalan beriringan. Padahal, jika ketiganya digabungkan akan menjadi kekuatan luar biasa untuk mewujudkan sesuatu. Allah tidak akan merubah suatu kamu sebelum kaum itu merubahnya sendiri,

إِنَّ اللهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
 
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
 
Ayat ini menegaskan bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu, misalnya perubahan nasib, mendapatkan rezeki, ilmu, kelulusan ujian, kesehatan, dan sebagainya, maka ia harus melakukan suatu usaha secara aktif dan nyata, dan inilah yang disebut dengan ikhtiar atau usaha lahiriah. 
 
Jadi seseorang akan tetap bodoh kalau ia tidak berusaha mengatasi kebodohannya dengan cara mencari ilmu. Seseorang akan tetap hidup sengsara jika ia tidak berikhtiar untuk lepas dari kesengsaraanya, misalnya dengan bekerja keras. Seseorang akan tetap pada watak dan kebiasaannya, seperti pelit, suka iri, malas, pendendam, dan sebagainya, sampai ia berusaha mengubah watak dan kebiasaan tersebut. Seseorang akan tetap sakit sampai ia berusaha mencari kesembuhan dengan cara berobat.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN