Sepuluh Pintu Rezeki, Sembilannya adalah Berdagang

 
Sepuluh Pintu Rezeki, Sembilannya adalah Berdagang
Sumber Gambar: Unsplash.com, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Ada sebuah hadits yang mengatakan bahwa 9 dari 10 pintu rejeki berasal dari perniagaan, sebagian besar orang dari kita nampaknya lebih suka bekerja kepada orang lain daripada berdagang karena beranggapan bekerja di sebuah perusahaan yang mapan dengan kepastian gaji bulanan tentu dianggap lebih aman, nyaman, dan resiko rendah daripada berdagang.

Sebetulnya,  Islam sangat menganjurkan perdagangan, dan Rasul pun pernah berwasiat, “Berdaganglah engkau, karena sembilan dari sepuluh pintu rezeki ada dalam perdagangan.” Inilah dia Pareto Rezeki dimana sebagian kecil manusia menguasai sebagian besar rezeki. Nah, bagi sebagian orang yang tetap memilih untuk bekerja juga kadang berdalih bahwa hadits ini lemah.

Sebenarnya, telah terdapat beberapa hadits dalam masalah berdagang yang menyebutkan keutamaanya dan juga menyebutkan bagaimana adab-adabnya sebagaimana disebutkan dalam kitab At-Targhib wa At-Tarhib, yang disusun oleh Al-Mundziri, juga dalam kitab lainnya.

Di antara hadits shahih yang memotivasi untuk berdagang adalah

الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِى بَيْعِهِمَا وَإِنْ كَذَبَا وَكَتَمَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا

“Orang yang bertransaksi jual beli masing-masing memilki hak khiyar (membatalkan atau melanjutkan transaksi) selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan terbuka, maka keduanya akan mendapatkan keberkahan dalam jual beli, tapi jika keduanya berdusta dan tidak terbuka, maka keberkahan jual beli antara keduanya akan hilang”

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN