Sikap Kita Terhadap Seorang Sufi

 
Sikap Kita Terhadap Seorang Sufi

LADUNI.ID - Terkadang muncul dari beberapa ulama sufi (sufi haqiqi, bukan sufi jahil syariat) ucapan-ucapan yang secara lahiriyyah tampak menyelisihi zhahir syariat, seperti “Ana al-Haq”, atau “Subhani” dan lain-lain. Syaikh Akbar Ibn Arabi al-Hatimi dan Syaikh Abu Yazid al-Basthami adalah di antara sufi yang “tertuduh” dalam hal ini.

Bagaimana sikap kita?

Pertama, tidak seyogyanya kita bergegas mengingkari sebelum kita benar-benar telah tabahhur (sangat luas) dalam ilmu-ilmu syariat agama. Jika kita sadar tidak dalam level ini, maka sebaiknya diam dan itu lebih selamat. Ingat yang kita nilai atau hukumi adalah ulama’. Tetapi jika kita yakin ada dalam level ini, maka perhatikan terlebih dahulu ucapan sufi tersebut; Bisa dipahami maksudnya atau tidak? Jika kita tidak faham maksud yang diucapkannya, tentu kita tidak boleh inkar, karena inkar adalah setelah faham maksud-maksud yang di ucapkan. Sampai sini kita faham?

Jika kita faham maksud dan kandungan ucapannya, maka perhatikan lagi; Apakah sufi yang mengucapkan kata-kata tersebut dalam kondisi sakar/ghaibah (nur ilahi yang datang sehingga menjadikan ia hilang kesadaran dan hati tidak lagi punya perhatian kepada selain Allah) atau dalam kondisi sadar/shahwu?

Dalam syair Labid yang di taqrir oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam disebutkan:

ألاَ كُلُّ شَيْءٍ مَا خَلاَ اللهَ بَاطِل

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN

 

 

Tags