Konsep Dakwah Imam Al-Ghazali kepada Pemimpin yang Zalim
Laduni.ID, Jakarta - Saat ini kita hidup di zaman fitnah. Kebenaran dan kesalahan seakan menjadi samar dan sulit untuk dibedakan. Maka alangkah baiknya kita kembali kepada para ulama yang telah diakui kapasitas keilmuannya untuk menjadi rujukan dalam menjalani kehidupan yang singkat ini.
Melihat fenomena yang berkembang akhir-akhir ini, tidak ada salahnya kita kembali mengkaji nash kitab Ihya Ulumiddin karya Imam Al-Ghazali, Imam Ahlussunnah Waljamaah dalam bidang tasawwuf.
Dalam kitab tersebut dijelaskan tanggapan beliau tentang bagaimana sikap seharusnya dalam menghadapi pemimpin yang zalim. Dalam realitasnya, tidak sedikit orang yang melakukan hal itu seakan mendapat pembenaran dengan adanya pandangan bahwa hal itu merupakan kritik yang memang diperbolehkan untuk disampaikan. Tapi terkadang kritik yang dilontarkan dibumbui dengan cacian dan hinaan. Lantas, bagaimanakah sebenanya pandangan Imam Ghazali mengenai hal ini? Berikut penjelasannya di dalam kitab Ihya' Ulumiddin.
وَاعْلَمْ أَنَّ السُّلْطَانَ بِهِ قِوَامُ الدِّيْنِ فَلَا يَنْبَغِيْ أَنْ يَسْتَحْقِرَ وَإِنْ كَانَ ظَالِماً فَاسِقاً
"Ketahuilah, sesungguhnya dengan pemimpin tegaknya agama. Maka tidak sepantasnya pemimpin itu dihina, walaupun ia berbuat zalim dan fasiq."
قَالَ عُمَرُو بْنُ الْعَاصِ رَحِمَهُ اللهُ إِمَامٌ غَشُوْمٌ خَيْرٌ مِنْْ فِتْنَةٍ تَدُوْمُ
Memuat Komentar ...