Dhoroba Zaidun 'Amron! 'Amr yang Selalu Terdzolimi
LADUNI.ID, Jakarta - Kata Amr (عمرو) adalah salah satu kata yang sering dijadikan contoh dalam kitab ilmu nahwu dan sharf. Kemunculan kata Amr hampir sebanyak kata Zaid (زيد). Menurut para guru kita, penggunaan kata Zaid dalam contoh ilmu nahwu dan sharf memiliki filosofi tersendiri. Kata Zaid merupakan salah satu derivasi dari bentuk زاد – يزيد – زيدا yang secara bahasa berarti bertambah. Menurut guru kita, hal ini menyiratkan adanya doa untuk para pelajar agar ilmunya senantiasa bertambah, selalu bertambah sebagaimana seringnya kata Zaid ditemukan.
Lalu apa filosofi dari kata Amr (عمرو)?
Ada sebuah kisah tentang hal ini. Kisah ini (terlepas benar atau tidaknya) menyebutkan alasan tersebut. Kisah ini menurut sebagian orang terjadi pada zaman khilafah Bani Abbas ketika kekuasaan Khalifah Harun al-Rasyid, dan sebagian lagi mengatakan terjadi pada zaman khilafah Utsmaniyah (Ottoman).
Dikisahkan salah seorang Menteri Kerajaan bernama Daud ingin mempelajari kaedah bahasa Arab. Lalu dia menghadirkan salah seorang ulama di negerinya. Ia pun memulai mempelajari kaedah Nahwu dan Sharrof sebagaimana biasa dipelajari.
Suatu hari dia bertanya kepada gurunya,
“Apa kesalahan si Amr sampai si Zaid memukulnya tiap hari (ضرب زيد عمرا)?”
“Apakah derajat Amar lebih rendah dari Zaid sehingga Zaid bebas memukulnya, menyiksanya dan Amr tidak bisa membela dirinya?”
Memuat Komentar ...