Kisah Sang Sufi dan Seekor Kupu-kupu

 
Kisah Sang Sufi dan Seekor Kupu-kupu

LADUNI.ID, Jakarta - "Kebenaran itu soal perspektif, siapa yang menggenggamnya. Tetapi kebahagian itu soal siapa yang mampu memberi dan merawat kehidupan."

Di suatu sore, seorang kakek tua pulang dari mengumpulkan ranting kayu bakar di gunung yang akan digunakan menghangatkan gubuknya yang dingin.

Dalam perjalanan pulang sang sufi berjumpa seorang pemuda yang baru saja menangkap seekor kupu kupu di genggaman tangannya. Pemuda ini ingin menguji sang sufi.

Pemuda itu mengajaknya untuk bertaruh, "pak kyai bagaimana kalau kita bertaruh?"

“Bagaimana bertaruhnya??," tanya si sufi.

Coba tebak, kupu kupu dalam genggamanku ini hidup atau mati. Kalau kamu kalah, sepikul ranting itu jadi milikku," jawab si pemuda.

Sang sufi setuju, lalu menebak, "Kupu kupu di dalam genggamanmu itu pasti mati."

Sang pemuda tertawa ngakak, "Kamu Salah!!!". Sambil membuka genggamannya, kupu kupu itu pun terbang pergi.

Sang sufi berkata, "Baiklah, ranting ini milikmu," ujar sang sufi seraya menaruh pikulan rantingnya dan pergi dengan gembira.

Si pemuda tidak mengerti kenapa sang sufi begitu gembira, dalam hati pemuda itu hanya ada kegembiraan telah mendapat sepikul ranting pohon untuk dibawanya pulang.

Di rumah, ayah pemuda itu bertanya soal asal-muasal sepikul ranting pohon itu. Si pemuda dengan bangga menceritakan kisah sesungguhnya.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN