Sejarah Minuman Kopi dari Sudut Pandang Kaum Sufi

Laduni.ID, Jakarta - Kopi bukan sekadar minuman yang menemani keseharian banyak orang di dunia, tetapi juga memiliki sejarah yang kaya dalam tradisi Islam, khususnya di kalangan ulama dan sufi. Minuman ini tidak hanya dikonsumsi karena rasanya yang nikmat, tetapi juga diyakini memiliki manfaat bagi kesehatan dan ibadah. Dalam berbagai literatur klasik, kopi disebut sebagai sarana untuk menjaga kewaspadaan, meningkatkan ibadah malam, serta memiliki makna filosofis yang dalam.
Imam Najmuddin Al-Ghazziy dalam kitab Al-Kawakib As-Sairah fi A'yan Al-Mi’ah Al-A’syirah mencatat bahwa orang yang pertama kali memperkenalkan kopi sebagai minuman berkhasiat adalah Syaikh Abu Bakar bin Abdullah Al-Aydrus. Beliau membuat racikan kopi dari buah pohon bunn dan menyebarkannya ke berbagai tempat.
Namun, Sayyid Abdurrahman bin Muhammad Al-Aydrus dalam kitabnya Inaasush Shofwah bi Anfaasil Qahwah ( إيناس الصفوة بأنفاس القهوة ) menyebutkan bahwa biji kopi pertama kali ditemukan pada akhir abad ke-8 H di Yaman oleh Imam Abul Hasan Ali As-Syadziliy. Dengan demikian, berdasarkan keterangan tersebut maka Imam Abul Hasan adalah penemu biji kopi, sedangkan Imam Abu Bakar Al-Aydrus adalah penyebar dan pengembang budaya minum kopi.
Makna Filosofis Kopi dari Kaum Sufi
Para sufi melihat kopi bukan hanya sebagai minuman biasa, tetapi juga sebagai sarana yang membantu mereka dalam ibadah dan pengabdian kepada Allah. Dalam sebuah riwayat, Imam Abul Hasan As-Syadziliy disebutkan pernah menggubah qashidah mengenai kopi dengan redaksi sebagaimana berikut:
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Support kami dengan berbelanja di sini:
Memuat Komentar ...