Peneliti Indonesia Menelisik Gen Bakteri Hingga Mendirikan Startup di Finlandia

 
Peneliti Indonesia Menelisik Gen Bakteri Hingga Mendirikan Startup di Finlandia

LADUNI.ID, Jakarta -  Penggunaan antibiotika secara tidak rasional dan masif pada manusia serta hewan ternak memicu kekebalan bakteri terhadap antibiotika. Bahkan beberapa diantaranya mengembangkan multiresistensi terhadap antibiotika. Kini sudah muncul superbug yang kebal terhadap hampir semua antibiotika yang ada di pasaran. Kasus inilah yang mendorong pakar mikrobiologi Indonesia, Windi Indra Muziasari meneliti gen resisten antibiotik pada bakteri di Helsinki University, Finlandia. Penelitian Windi berbuah perusahaan startup Resistomap. Perusahaan ini menyediakan jasa pemetaan gen resisten antibiotika dalam beragam lingkungan: di rumah sakit, sungai, sedimen, peternakan, hingga tempat pengolahan limbah air.

DW: Bagaimana mekanisme resistensi antibiotika pada bakteri?

Windi Indra Muziasari: Secara alamiah, bakteri memang sudah punya struktur gen resisten terhadap antibiotika (ARGs). Gen resisten bisa ditransfer secara cepat ke bakteri lainnya. Ini terjadi karena antibiotika kian aktif digunakan tak hanya oleh manusia tapi juga dalam dunia agrikultur. Karena pressure dari antibiotika ini ada di mana-mana, bakteri pun ingin bertahan hidup dan menjadi kian resisten.

Ada beberapa mekanisme yang menyebabkan bakteri kian resisten hingga menjadi superbug:

Pertama mekanisme proteksi. Saat antibiotik menyerang sel bakteri, bakteri dengan gen antibiotik resisten bisa mengganti atau mengatur sel membran selnya untuk menendang antibiotika keluar jadi tidak bisa merusak sel bakteri. Bakteri juga dapat mengubah struktur proteinnya. Saat antibiotika menyerang dengan struktur protein yang biasanya ‘klik’ dengan gen – struktur protein gen resisten telah diubah sehingga tidak lagi match dengan antibiotika. Antibiotika pun jadi tidak berfungsi.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN