Kebencian
Oleh ALISSA WAHID*
LADUNI.ID, Jakarta - Di pojok dunia yang terkenal damai, bahkan pernah didapuk menjadi salah satu negeri Islami, mendadak seseorang bersenjata menghamburkan peluru membantai puluhan orang di sebuah masjid saat ibadah shalat Jumat.
Akibatnya, 49 Muslim meregang nyawa di dua masjid di kota Christchurch, Selandia Baru, menambah jumlah korban jiwa berbagai aksi terorisme lone-wolf dari seluruh dunia. Aksi para serigala penyendiri diumbar dalam berbagai metode: bom bunuh diri, penembakan bersenjata, penyerangan pisau, sampai menabrakkan mobil ke kerumunan warga tak berdosa.
Brenton Tarrant memamerkan aksi biadabnya dengan sengaja melakukan streaming ke seluruh dunia melalui kamera yang dipasang di kepalanya. Tarrant melakukan streaming selama 17 menit di Facebook sepanjang aksi kejinya di Masjid Al-Noor, dengan siaran ulangan di Youtube. Baik Facebook, Youtube, maupun platform internet lain telah menghapus tayangan ini dan menyerukan kepada para netizen agar tidak menyebarluaskan video itu.
Ia bukan yang pertama menyiarkan kekejamannya melalui internet dan media sosial. Tahun lalu, melalui platform Whatsapp, kelompok cow vigilante Hindu (pemburu penjual/konsumen daging sapi) di India menyebarkan video pengeroyokan yang berujung kematian Alimudin Ansari yang nekat menjual daging sapi walaupun hukum melarangnya.
Tujuan penyiaran dalam kedua kejadian itu relatif sama: melakukan teror kepada publik yang lebih luas. Dalam kasus
Memuat Komentar ...