Gaya Dakwah Mbah Hamid, Mengajak tanpa Menggurui

 
Gaya Dakwah Mbah Hamid, Mengajak tanpa Menggurui

LADUNI.ID, Jakarta - Mbah Hamid Pasuruan suatu hari kedatangan seorang nelayan. Nelayan itu menghadap Mbah Hamid sambil membawa kembang.

"Lho, buat apa kembang ini?" Mbah Hamid bertanya.

"Mohon kembang ini didoakan, Yai, mau saya taruh di kapal biar dapat ikan banyak,"

"O gitu, tapi daripada di taruh di kapal, kembangnya jadi amis ikannya jadi wangi, lebih baik kembangnya di taruh di kamar atau di tempat sholat biar wangi dan nyaman digunakan," saran Mbah Hamid.

"Baik, Yai" sang nelayan menuruti saran Mbah Hamid lalu langsung pulang.

Beberapa hari kemudian, sang nelayan datang lagi ke ndalem Mbah Hamid. Tapi kali ini membawa ikan yang banyak sekali.

"Lho, ini ikan buat apa?" tanya Mbah Hamid heran.

"Ini buat njenengan, Yai, alhamdulillah berkat doa dan saran njenengan untuk meletakkan kembangnya di rumah saja, hasil tangkapan saya berlimpah, Yai," jawab si nelayan.

"Lho, waktu itu kan saya belum sempat berdoa?" sahut Mbah Hamid.

Begitu gaya dakwah Mbah Hamid, menuturi tanpa ada kesan menggurui. Dan hal itu membuat orang sukarela menuruti saran Mbah Hamid. Nuruti wali saja sudah dapat karomahnya, apalagi kalau dapat doanya, mbah.

(Fahmi Ali)

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN