Kutu Busuk dan Hak Asasi Hewan

 
Kutu Busuk dan Hak Asasi Hewan

LADUNI.ID, Jakarta - Subuh jam 04.01 WIB, seperti biasanya saya membangunkan santri untuk sholat jamaah di masjid, ketika saya masuk ke salah satu kamar santri, ada di antara mereka yang misuh-misuh dengan nada geram dan luapan amarah penuh kesal, “Jancil, kurang ajar kamu”, saya kaget, kenapa ia sampai misuh-misuh seperti itu.

Eh, tak tahunya ia lagi berperang dengan seekor kutu busuk. Dengan gilanya ia meremas-remasnya, dan membakarnya.
Kenapa ia harus marah dengan luapan emosi yang luar biasa, padahal yang dihadapi hanya seekor kutu busuk, yang tidak mungkin melawan apalagi membalas dengan ocehan-ocehan yang lebih sengit.

Sungguh ironis dan kadang tidak masuk akal, mengapa manusia –yang katanya punya akal- tega-teganya membunuh dengan nafsunya dan dengan makian dan cacian yang mungkin sang kutu busuk tidak paham dengan kata-katanya itu, ia hanya bisa pasrah dan kalau ada kesempatan lari, tapi kalau tidak, ia tidak akan berbuat apa-apa; diinjak, ditindih, bahkan dibakar ia tetap pasrah. Hanya bisa tawakkal kepada Sang Penciptanya.

Hal ini ternyata banyak terjadi kepada kita hari ini, tidak hanya hewan yang diinjak, dicincang, bahkan teman sendiri (manusia) dimutilasi, dimuilasi perasaannya, pikirannya, bahkan dengan tega fisiknya pun dimutilasi.

Tidakkah kita ingat, kisah Ali bin Abi Tholib sahabat dan juga keponakan Nabi saw, yang tangannya terhenti kaku untuk mematahkan leher musuhnya yang sudah ada di hadapannya hanya gara-gara musuhnya meludahi mukanya. Ali tidak menebaskan pedangnya, karena ia takut, jangan-jangan ia membunuh bukan karena kecintaannya pada Allah swt, tapi karena nafsunya yang lebih dikedepankan karena meludahi mukanya.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN