HTI, Pasangan 02 dan Amir Hizbut Tahrir
Oleh: Ayik Heriansyah
LADUNI.ID, Jakarta - Rumor tentang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) mendukung pasangan calon Presiden Prabowo-Sandi (02) mengencang menjelang hari H pencoblosan. Bendera HTI acara kampanye pasangan 02 memperkuat isu tersebut. HTI sendiri belum mengeluarkan statemen tidak mendukung 02. Kritikan-kritikan halus pun tidak. Lain halnya terhadap pasangan Jokowi-Kiai Ma’ruf Amin (01), HTI melalui “lone wolf” mereka di media sosial terang-terangan menolak pasangan 01.
“Lone wolf” HTI yang gencar mendeskriditkan pasangan 01 seperti Nasruddin Joha (nama samaran anggota HT), DR. Ahmad Sastra (Forum Doktor Indonesia), Irkham Fahmi Al-Anjani dan Chandra Purna Irawan (LBH Pelita Umat). Pengurus teras HTI seperti M. Ismail Yusanto, Hafidz Abdurrahman, Rokhmat S Labib, Yasin Muthahhar, dll lebih banyak berkomentar normatif. Mereka menghindari menghantam langsung pasangan 01 demi menjaga keselamatan diri mereka dan HTI secara keseluruhan.
Bukan seperti ‘lone wolf” ISIS yang menggunakan pisau, senapan dan bom, “lone wolf” HTI menjadikan narasi sebagai misiu dan media sosial sebagai senjata. Narasi, redaksi dan diksi mereka berbeda sesuai segmentasi sasaran pembaca. Yang paling brutal dan kasar adalah tulisan Nasruddin Joha. Sebab itu dia tidak berani mencantumkan nama aslinya. Kalau DR. Ahmad Sastra narasinya bergaya akademis-filosofis karena dia sendiri dosen di Universitas Ibnu Khaldun Bogor. Kadang di artikelnya diembel-embel sebagai koordinator Forum Doktor Indonesia. Forum ini berisi aktivis HTI yang bergelar doktor. Adapun Irkham Fahmi Al-Anjani “lone wolf” HTI yang menggarap kalangan santri dan kiai pesantren. Narasi yang dibuatnya berbau “turats”. Dia juga bernampilan layaknya santri dan kiai NU. Sedangkan Chandra Purna Irawan, S.H. M.H mengembangkan narasi dengan perspektif hukum.
Memuat Komentar ...