Kita Melawan karena Negara Terancam, Bukan untuk Rebutan Pengikut!
LADUNI.ID, Jakarta - Kita melawan bukan demi persaingan kelompok untuk memperebutkan pengikut. Kalau soal pengikut, dari dulu kita percaya diri. Karena kita tumbuh dari bumi pertiwi, bukan sekedar ludah yang muncrat di awang-awang.
Kita melawan karena mereka mengancam keselamatan negara dan mengancam keselamatan umat manusia.
Apa boleh buat, memang menyedihkan bahwa saudara-saudara kita yang ikut berkepentingan terhadap kelangsungan hidup negara, bahkan keselamatan jiwa-raga mereka sendiri pun ikut terpapar ancaman, tapi hanya karena merasa tidak sekelompok dengan kita lantas menganggap pertarungan yang kita geluti dengan segala resiko ini hanya urusan kita sendiri tanpa mereka mau ikut campur, apalagi membantu. Tidak mengapa. Toh, kemuliaan di mata mereka pun bukan tujuan kita.
Suatu kali, Gus Mus mengeluh kepada Gus Dur,
"Kenapa nasib kita tidak kunjung meningkat? Dari dulu, kalau negara dalam kesulitan, kita dipanggil-panggil disuruh bantu mengatasi. Tapi saat keadaan sudah enak, di atas pengorbanan kita, malah kita sendiri nggak dikasih bagian. Kita ini kok jadinya kayak satpam saja!"
Gus Dur menanggapi dengan balik bertanya,
"Lha jadi satpamnya Indonesia itu apa kurang mulia?"
Memang, kalau soal "titik darah penghabisan" ada banyak orang yang cukup berani menghadapinya. Tapi "titik darah pertama" itulah kelasnya para pahlawan.
(KH. Yahya Cholil Staquf)
Memuat Komentar ...