Syair Mustika Bumi, Bekal Pemilu Warga NU Karya Kiai Shoimuri Blora

 
Syair Mustika Bumi, Bekal Pemilu Warga NU Karya Kiai Shoimuri Blora

LADUNI.ID - Nahdlatul Ulama berdasarkan hasil muktamarnya di Palembang 1952, memutuskan keluar dari Masyumi. Menjadi partai politik tersendiri. Dengan kepemimpinan dari KH. Abdul Wahab chasbullah dan KH. Idham Chalid berhasil membawa NU menjadi partai papan atas. Tidak hanya pada Pemilu 1955, tapi juga pemilu-pemilu berikutnya. Bahkan, pada Pemilu 1971, Partai NU berhasil meraih 18,6 persen suara dan 58 kursi di DPR.

Pada pemilu tersebut, NU memang keluar sebagai pemenang kedua. Akan tetapi, menjadi pemilu terberat. Orde Baru yang baru berkuasa dengan menggunakan Golkar sebagai kendaraan politiknya, menghalalkan segala cara. Tak terkecuali melakukan intimidasi terhadap warga Nahdliyin. Sehingga banyak yang menduga, sebenarnya NU keluar sebagai pemenang jika pada saat itu, tak terjadi rangkaian intimidasi yang dahsyat dan serangkaian kecurangan yang lain.

Menghadapi pemilu yang pelik tersebut, NU terus memompa semangat warganya. Sebagaimana pada pemilu sebelumya dan kegemaran warga Nahdliyin, dibuatlah syair-syair untuk memberi semangat sekaligus pendidikan politik. Seperti halnya syair berbahasa Jawa yang dikarang oleh Kiai Shoimuri dari Blora, Jawa Tengah. Berikut syairnya:

"Syair Mustika Bumi untuk NU dalam Pemilihan Umum"

NU iku gambare jagad bunder bumine
Lintang songo cacahe tampar hukum artine

NU kelawan keluarga serta kabeh manungsa
Pada urip ing dunya bumi dadi mustika

NU ngerti uripe para titah wargane

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN

 

 

Tags