Sejarah Kelam Kekhilafahan, Tambahan untuk Postingan Mbah Arasy

 
Sejarah Kelam Kekhilafahan, Tambahan untuk Postingan Mbah Arasy

LADUNI.ID, Jakarta - Imam al-Thabari dalam kitab Tarikh-nya menceritakan, demi politik kekuasaan, terjadi perang saudara antara Siti Aisyah dan Ali bin Abi Thalib (Perang Jamal), dan antara Khalifah Ali dengan Mu’awiyah (Perang Shiffin), maka sejarah juga mencatat dengan air mata dan darah bagaimana cucu Rasulullah dibunuh secara tragis. Kepala Sayyidina Husen dipenggal, dan hanya kepalanya yang dibawa ke istana Yazid. Tubuhnya dibiarkan tanpa kepala.

Pada masa kekhalifahan Al-Walid berkuasa sekitar 10 tahun. Panglima perangnya  Al-Hajjaj bin Yusuf, terkenal bengis dan kejam, termasuk tak segan membunuh sahabat Nabi dan para ulama yang merintangi kekuasaan Dinasti Umayyah.

Umar bin Abdul Azis, Khalifah kedelapan Dinasti Umayyah, menerima bai’at. Dia dikenal sepanjang masa dengan nama yang harum. Dialah contoh khalifah terbaik dari Dinasti Umayyah. Namun, sayang, kekuasaannya tidak berlangsung lama, sependek usianya. Dia wafat diracun oleh keluarganya sendiri.

Pada jaman Khalifah Al-Walid II, dia naik haji ke Mekkah dengan tujuan hendak minum khamr (yang memabukkan) di depan Ka’bah. Dia juga menikahi istri-istri ayahnya–sesuatu yang diharamkan dalam Islam. Imam Suyuthi meriwayatkan dari Dzahabi bahwa al-Walid II juga melakukan liwath. Karenanya, ada yang sampai hati mengatakan dia seorang zindiq. Kepala al-Walid II dipenggal oleh pasukan Yazid  bin al-Walid bin Abdul Malik yang kemudian mengambil alih posisi khalifah. Setelah dipenggal, atas perintah Yazid, kepala al-Walid II ditusuk diujung tombak dan diedarkan ke jalan raya dan pasar di Damaskus, bahkan sengaja dibawa ke bekas rumah ayahnya

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN