Marah dan Benci Itu Sakit
LADUNI.ID - Putri guruku yang cantik, Ienas, tampak begitu lelah. Ia lelah menjelaskan kebenaran yang ada pada ayahnya. Ia mengetahui dengan tingkat "Ainul Yaqin", di atas "Ilmul Yaqin". Ia tahu dengan mata kepala dan matahatinya bahwa ayahnya tidak mengatakan "hal puisi itu". Tetapi serangan tak percaya kepadanya secara bertubi-tubi, melalui kata-kata kasar dan tak sopan membuat hatinya luka. Ia sampai menulis judul di timeline miliknya : "Hilangnya Akal Sehat". Ini kata dengan ruh sakit. Aku hanya bilang : "Tinggalkan bicara dengan orang yang sedang marah, karena tidak akan engkau temukan kejernihan pikirannya".
Berikutnya aku tulis di koment : "jaga kesehatan pikiran, mbak. Sakit tubuh lebih banyak akibat pikiran yang sakit".
Entah sudah berapa bulan ruang maya dipenuhi lalu lalang suara-suara dan nada-nada kemarahan dan kebencian manusia atas manusia. Ekspresi-ekspresi kemarahan dan kebencian itu muncul dalam rupa tulisan di berbagai ruang sosial. Begitu mudahnya orang memuntahkan kemarahannya terhadap orang lain yang tidak disukainya, meski untuk hal-hal sepele. "Sedikit sedikit marah". Ada apakah gerangan? Dan mengapa bisa jadi begini?.
Lalu apakah kemarahan itu?.
(Jika aku menyebut kata "marah" atau "al-Ghadhab" di sini, maka itu marah yang buruk. Bukan marah yang baik atau marah sayang. (Jangan tanya yang baik ya?. He he).
Memuat Komentar ...