Keraguan dalam Menyembah Allah
Laduni.ID, Jakarta - Implementasi dari iman adalah terbentuknya pribadi yang bertakwa kepada Allah SWT dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dan menjadikan diri kita sebagai hamba yang hanya menyembah Allah SWT. Namun demikian, dalam realitas kehidupan banyak kita temukan orang dengan tingkat keimanan yang berbeda-beda. Diantara orang-orang beriman tentu ada manusia yang menyembah Allah dengan sikap keraguan dan keyakinan yang tidak utuh yaitu orang yang menyembah Allah dengan syarat seperti ketika ia diberikan kebahagiaan maka ia akan percaya dan yakin atas kekuasaan Allah, sebaliknya jika ia diberikan cobaan atau musibah ia tidak mempercayai kekuasaan Allah. Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Hajj ayat 11 sebagai berikut:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّعْبُدُ اللّٰهَ عَلٰى حَرْفٍۚ فَاِنْ اَصَابَهٗ خَيْرُ ِۨاطْمَـَٔنَّ بِهٖۚ وَاِنْ اَصَابَتْهُ فِتْنَةُ ِۨانْقَلَبَ عَلٰى وَجْهِهٖۗ خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةَۗ ذٰلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِيْنُ
"Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi, maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata"
Memuat Komentar ...