Awas, "Serangan Fajar" Menghantui  Pesta Demokrasi

 
Awas,


 

LADUNI. ID, KOLOM- SEJARAH telah mencatat salah satu peristiwa heroik masa zaman penjajahan dulunya terkenal dengan , “ serangan fajar” . Ini merupakan peristiwa penuh historis dan patriotik. Pejuang, tentara dan rakyat bersatu padu menggempur markas Belanda di Yogyakarta dan sekitarnya. 

Perjuangan fisik mempertahankan kemerdekaan ini pun sempat difilmkan di tahun 1980 lewat sutradara Arifin C Noer dengan judul “Serangan Fajar” yang mendapat piala citra. Waktu terus berubah dan berotasi, kini istilah “serangan fajar” acap menjelma setiap menjelang pemilu. 


Tentu dalam makna dan kemasan yang berbeda. Lebih – lebih setelah KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap satu anggota dewan, yang juga caleg petahana karena diduga menerima suap. Terkuak uang suap tersebut akan digunakan untuk melakukan ‘ serangan fajar’ saat Pileg dan Pilpres. Peluru yang disiapkan untuk ‘serangan fajar’ senilai Rp 8 miliar yang dikemas dalam 400 ribu amplop. 

Dalam dunia politik, serangan fajar adalah istilah untuk menyebut praktik politik uang untuk memenangkan seorang calon dalam pemilihan. Modusnya membeli suara pemilih dengan barter sejumlah uang, barang, hadiah, cendera mata atau apa pun namanya sebagai bentuk imbalan.

Kerap dalam dunia politik, sering terdengar dan menghiasi pesta demokrasi adanya  pagelaran politik yang dilakukan tanpa mengindahkan etika dan integritas pemilu berdasarkan prinsip LUBER dan JURDIL (langsung, umum, bebas, jujur, rahasia dan adil)? Salah satu indikatornya menjamurnya politik uang (money politik), mahar politik sampai mengarah pada istilah serangan fajar, sesaat sebelum pemilih mendatangi tempat Pemungutan Suara (TPS).

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN

 

 

Tags