Meneladani Peran Kyai Idris untuk Gus Dur
LADUNI.ID, Jakarta - Saat Muktamar NU 29 di Cipasung Tasikmalaya, orde baru masih sangat perkasa dan karena ketidaksukaan penguasa kepada Ketua Umum PBNU saat itu yaitu Gus Dur, dalam muktamar ini penguasa ingin figur lain untuk menjadi ketua, banyak kyai yang dianggap bisa menyaingi Gus Dur ditawari bahkan dipaksa untuk mau mencalonkan diri tapi menolak.
Akhirnya bersedialah seseorang yang bernama Abu Hasan yang kemudian disokong penuh oleh penguasa dengan dana dan intimidasi.
Di tengah kekalutan dan intimidasi serta iming-iming uang di arena muktamar banyak ketua PCNU yang goyah.
Di saat itulah almarhum KH. A. Idris Marzuqi bergerilya menemui segenap alumni Lirboyo yang menjadi pengurus NU di daerah-daerah agar jangan takut intimidasi dan tetap memilih Gus Dur sebagai Ketum PBNU.
Bahkan Mbah Idris sampai menyamar dengan memakai celana dan kaos serta topi agar tidak tercium oleh oknum berambut cepak yang berseliweran di arena muktamar. Dan akhirnya Gus Dur terpilih kembali secara dramatis dan menegangkan.
Semenjak itu, keakraban Gus Dur dengan Mbah Idris semakin terjalin dan setiap kali ke Jawa Timur pasti Gus Dur menyempatkan untuk silaturrahim ke Lirboyo bahkan memenuhi permintaan Mbah Idris untuk menempatkan muktamar NU di Lirboyo. Mbah Idris pun diminta untuk ikut menjadi syuriah PBNU, bahkan ketika gus Dur mendirikan PKB tak ketinggalan Mbah Idris dijadikan salah satu ketua.
Semoga kita para santri beliau bisa meneladani dalam kepedulian dan perjuangan beliau dalam “ngopeni” umat dalam wadah NU.
Memuat Komentar ...