People Power Biang Radikalisme
LADUNI.ID, Jakarta - Sudah beberapa hari Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden berlangsung. Sejatinya kasak-kusuk kampaye tidak lagi didengar. Masyarakat Indonesia hendaknya kembali beraktivitas tanpa ada beda. Tidak ada keakuan di antara sesama. Semuanya sama: sama-sama penduduk Indonesia berasaskan Pancasila dan menjunjung demokrasi, bahkan sama-sama saudara yang tercipta dari tiada menjadi ada dan dari unsur yang sama, nafsun wahidah, jiwa yang satu, pertemuan sperma dan ovum.
Sayang, itu semua hanyalah angan kosong. Indonesia belum kembali damai (peace) dan sejahtera (salam). Indonesia digoncang badai politik buta yang mendewakan hawa nafsu, bukan mencita-citakan kebenaran. Indonesia disandera arus politik yang tidak sehat, sehingga berpotensi merobohkan demokrasi, memecah persatuan, lebih-lebih memorak-porandakan tubuh negara.
Salah satu arus politik yang kurang sehat adalah digemakannya people power (kekuatan rakyat) oleh Amien Rais. People power ini seperti bentuk gugatan sekte Prabowo-Sandi yang tidak legowo menerima kekalahan pada laga politik berdasarkan Quick Count. Sekte ini menolak hasil Quick Count seperti sekte Khawarij yang menolak tahkim (arbitrase) yang disepakati oleh Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abi Sufyan. Secara tidak langsung sekte Prabowo-Sandi menolak kemenangan Jokowi-Makruf. Prabowo kemudian mendeklarasikan kemenangan berdasarkan kesepakatannya sendiri. Aneh, bukan? Seharusnya, kemenangan itu diputuskan nanti saat
Memuat Komentar ...